Friday 13 December 2013

daneen ireem



Feeling fat last nine months but the joy of becoming a mom lasts forever









A daughter may outgrow you lap, but she will never outgrow your heart.


Thursday 31 October 2013

Refresh



SubhanAllah

 sometimes it makes me wonder why we bother getting upset when we know we’re promised relief?

 Nothing lasts forever, every pain has a limit alhamdulillah. 

Something that should be remembered more often inshaallah 



Wednesday 4 September 2013

rintihan kami



kalian rampas subsidi kami, entah ke mana dibawa lari
kalian beritahu, wang mesti dicatu, kita menuju maju...
kalian kata: jika tidak, semua menderita, habis harta negara...
kalian berbahasa: bukan barang naik harga, cuma subsidi turun sahaja...

kami orang desa, mungkin tidak pandai kira berjuta-juta...
kami orang kecil kota, mungkin tiada sedemikian harta...
jika kalian tipu sebegitu, biasanya kami diam selalu...
tapi dapatkah kami dibohongi, tentang suapan saban hari?

apalah yang dapat diberitahu anak ke sekolah?
papa semakin parah? wang semakin lelah?
jika semalam berlauk, hari cuma berkuah...
kerana kerajaan kita sedang susah?
maka subsidi kita terpaksa diserah...
jika semalam kau makan sepinggan, hari ini saparuh
kerana barang makin angkuh, wang papa makin rapuh...
apa yang dapat dibisik pada anak berkopiah ke madrasah?
makananmu sayang, sebahagiannya sudah hilang...
jika mereka bertanya siapa yang bawa lari
kepada siapa patut kami tuding jari?
janganlah nanti mereka membenci pertiwi...
akibat pencuri harta bumi rakyat marhaen ini..
atau kami jadi insan curang...
kami beritahu; cuma subsidi sahaja yang kurang?
tiada apa yang hilang, nanti akan datang wang melayang...

dengar sini wahai yang tidak memijak bumi!
pernahkah kalian mengintipi kehidupan kami...
pernahkah kalian ngerti makna derita dan susah hati...
kami yang semput bagai melukut di kota kedekut
kami yang bekerja hingga senja di desa yang makin terseksa
bertarung nyawa dan masa, menghitung setiap belanja

pernahkah kau merasa?
rumah bocor yang lanjut usia...
baju dan kasut anak yang koyak
tinggal dalam rumah yang berasak-asak
siang kami sebak, malam kami sesak...

sedangkan kalian manusia angkasa...
istana permata dibina, kereta berjuta dirasa...
elaun di serata, dari isteri sehingga seluruh keluarga...
hidangan istimewa, konon meraya kemakmuran negara...

tapi kami masih di sini..di teratak ini...
dengan lauk semalam..
dengan hidangan yang tidak bertalam...
dengan rumah yang suram...
dengan wang yang hampir padam...

tiada istana lawa...tiada kereta berharga...
tiada layanan diraja..tiada baju bergaya
tiada kediaman menteri...tiada hidangan vip...
tiada persen di sana-sini...tiada bahagian anak dan bini...

tiba-tiba kalian kata: kamilah beban negara...
aduhai celaka bahasa yang kalian guna...
kalian yang belasah, kami yang bersalah...
kalian buat untung, hutang kami tanggung...
kalian mewah melimpah, kami susah parah
kalian hilangkan wang, poket kami yang terbang...
kalian bina istana, rumah kami jadi mangsa...
kalian makan isi, kami dijadikan abdi...

lantas, kalian rampas lagi subsidi...
ke mana wang itu pergi nanti?
jika kalian berhati suci, wajib mengganti buat kami...
jika tidak pun buat gula konon merbahaya
mengapa tidak beras diturun harga?
jika tidak untuk minyak kereta...
mengapa tambang tidak potong sahaja...
tapi entah berapa kali janji...
konon: nanti kami ganti, kami ganti, kami ganti...
hari demi hari, ceritanya pun tidak berbunyi lagi...
kami terus termanggu di sini...
kalian juga yang nikmati...
kami hanya menggigit jari...

kembalikanlah kepada kami harta negara...
jangan hanya kalian sahaja yang merasa...

(faiz iskandar shamshir)

Monday 15 July 2013

note to self


There are all sorts of people who have all sorts of agendas. 
Your best choice is to live by your own, most positive and life-affirming agenda.
 There’s no need to get into petty arguments about which way is best. 
Simply express your values and opinions by the way you live.
 Adopt a positive agenda, and re-commit yourself to it each day.
 Let it guide your thoughts, feelings and actions, so you won’t be recklessly tossed around by the negativity of others. Live with a positive agenda, not in order to feel superior but rather so you can give the best of yourself to all of life. Live with a positive agenda, and experience the fulfillment of a life that has sincere meaning and purpose.

Wednesday 3 July 2013

Dalam hidup ini


Hendaknya dalam hidup ini
sesekali menoleh ke belakang,
menatap darah hati 
kerana dari lukanya...
dapat kita pelajari KESILAPAN.

 Hendaknya dalam hidup ini 
sesekali kita memandang ke hadapan,
merencana hari hadapan 
kerana dari perencanaan itu...
dapat kita bina KEJAYAAN.

Ingatlah ...
sesungguhnya dalam hidup ini
tiada apa yang kekal,
tanpa usaha impian tidak akan
menjadi sebuah KENYATAAN.

Segeralah melaksanakan kewajipan
bertawakal dan tabahlah 
dalam mengharungi kehidupan,
sesungguhnya padaNYA jua 
pengakhiran sebuah PERJALANAN.

Sunday 23 June 2013

How meaningful is "Nisfu Sya'aban" to you?




MUSLIMS in the country will celebrate the Nisfu Sya'aban today, which is celebrated every 15th of Syaaban, the eight month in the Hijrah calendar.

'Nisfu' is an Arabic word which when translated means 'middle'.Last night, Muslims assembled in mosques throughout the country, with the focus on the Jame' 'Asr Hassanil Bolkiah mosque, in Kampong Kiarong.


As religious customs dictate, a recital of surah yaasin was held after the Maghrib prayer, led by the Imam.The surah yaasin was read three times simultaneously, which included its different reasons and asked for different benefits. This was then followed with a 'doa nisfu sya'aban'.The first reading of the surah yaasin was conducted to ask for longevity to enable the faithful to further commit or 'beribadat' to Allah the Al-Mighty. Second was to ask for good fortune or 'rezeki halal' and the last was to strengthen one's faith towards Allah and to hope that one would pass away by staying true to the faith.The surah yaasin was recited after the Maghrib prayers as the Hijrah date will changed at the time that the Maghrib prayer is called.


In an interview with The Brunei Times, Muhammad Zulhilmi Mohd Jefri, an Imam at the Seria Town Mosque, said that in the culture of Bruneians, they were accustomed to bringing a bottle of water to the surah yaasin recital, in which the water was used for drinking."This is not wrong, as they are just getting the 'berkat' (benefits) of the surah yaasin", he said. He added that, if people truly believed that the water will bring benefit, this was totally against the 'aqidah'. They have to treat the water as an effort and they should always have faith that it was in the will of Allah that something would happen.Nisfu Sya'ban is also one of the time that Muslims are encouraged to perform more good deeds and to be committed to their obligations towards Allah, such as the 'puasa sunat' (sunat fast), Quran recital, and 'sembahyang hajat' (hajat prayers).Prophet Muhammad (pbuh) practised a lot of 'ibadah sunnah' at this time of month. Prophet Muhammad (pbuh) used to fast at this month and continued it until Ramadhan.


One of the benefits of performing the 'puasa sunat' during this month was as an exercise and to prepare for fasting before performing it for the whole month of Ramadhan, which follows after Sya'aban. During Ramadhan, it is an obligation for all Muslims to fast and stated as one of the five pillars of Islam.However, it should be noted that, Allah would always open one's heart to 'taubat' (be penitent) for everyone at anytime, and not during the 'Nisfu Sya'aban'.


A hadith said that the advantage of the month of Rejab is the same as the benefits of the Holy Quran compared to other 'qalam', the month of Sya'aban as the same as the entire 'Anbia', and the month of Ramadhan as the same as Allah over all the creatures.One of the benefits of Sya'aban is that those who fast on any day, Allah will forbid him from hellfire and they will be companions to Prophet Yusof in heaven.Another hadith, as narrated by Ibnu Habban in his authentic book, from Muaz bin Jabal ra, said that Prophet Muhammad (pbuh) spoke that "Allah will see his followers on the night of Nisfu Sya'aban and Allah will give rewards or pahala to all of the followers, except those who commit syirik (witchcraft) and adultery".As narrated by Abdullah bin Amru bin al-As, which means "Allah looks at his creatures on the night of Nisfu Sya'aban, and will grant forgiveness, except for two groups, that are those who commit suicide and those who spread fitnah".


Abul Khair Al Talaqaani counted the name for the night of Nisfu Sya'aban totalling 22. Some of it are, 'malam rahmat' or a night full of blessing, 'malam syafaat' or a night of forgiveness and 'malam taubat' or a night of repentance.One of the historical event in the month of Sya'aban was the event in which the 'kiblat' was moved from Al-Aqsa Mosque in Jerusalem to the Kaabah in Mecca.


Muhammad Zulhilmi also added that, this year's Nisfu Sya'aban is more special as the lunar eclipse will also fall today, which starts at 5.52pm and the full eclipse will be experienced at 6.37pm, before the 15th date of Hijriah changes to the 16th, during the call for the Maghrib prayers.According to him, this is the first time that the lunar eclipse falls on such a blessed day of Nisfu Sya'aban, and this clearly shows the signs of the mightiness of Allah.Mosques throughout the country will hold an eclipse sunat prayer which comprises of two 'rakaat', two 'qiam' and two 'rukuk'.There will also be special sermon for the eclipse.

#http://nisfusyaaban.blogspot.com/2008/08/significance-of-nisfu-syaaban.html

Friday 14 June 2013

Kuala Lumpur









Children are not the people of tomorrow, but are people of today.
 They have a right to be taken seriously, and to be treated with tenderness and respect. 
They should be allowed to grow into 
whoever they were meant to be. 
‘The unknown person’ inside each of them is 
our hope for the future.

Saturday 1 June 2013

Hat-Yai




You can learn many things from children. How much patience you have, for instance.


Children make you want to start life over. 


Kids: they dance before they learn there is anything that isn't music.


While we try to teach our children all about life,
Our children teach us what life is all about.




Saturday 25 May 2013

Dunia ini terlalu kecil untuk ditangisi

Kesedihan adalah satu fitrah yang Allah ciptakan kepada hambaNya.
Kadangkala kesedihan mampu membuat kita kembali kepadaNya, dan kadangkala juga kesedihan membawa kita jauh dariNya. Semuanya berlaku kerana izin Allah Ya Rabbul Izzati. Maka kemanakah tempat terbaik untuk kita mencurahkan kesedihan agar ia tidak menjadi perkara yang sia-sia?
Acap kali, manusia itu bersedih kerana perkara duniawi semata-mata. Apabila kita gagal dalam peperikasaan kita akan bersedih. Ketika putus cinta dengan sang kekasih kita akan bersedih. Hatta apabila kita kehilangan sesuatu yang kita sayangi, kita juga pasti akan bersedih. Persoalannya, wajarkah untuk kita bersedih semata-mata perkara dunia yang kelihatan besar di mata kita, sebenarnya terlalu kecil disisi Allah Azzawajalla.

Dalam sebuah Hadith Sahih disebutkan:
"Seandainya nilai dunia ini disisi Allah sama nilainya dengan sayap seekor nyamuk, nescaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau seteguk air pun."
Menurut Allah, dunia lebih tidak berharga dari sayap seekor nyamuk. Maka inilah hakikat sebenar nilai dan timbangan dunia ini disisi Allah. Lalu atas alasan apa untuk kita bersedih dan gelisah kerana hal dunia semata-mata?
Sheikhul Islam Ibnu Taimiyyah seorang ulama yang sangat masyur pernah mengatakan bahawa:
Mengingati Allah itu ibarat air kepada ikan, lihat keadaan ikan apabila berjauhan tanpa air.
dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah juga pernah mengatakan bahawa:
Di dalam hati manusia ada kesedihan dan tidak akan hilang kecuali gembira mengenali Allah.

Sakinah atau kebahagian adalah apabila anda merasa aman atas diri sendiri masa depan, keluarga dan kehidupan anda sendiri. Dan semua ini terhimpun dalam keimanan, redha terhadapa qadha' dan qadhar serta diiringi oleh sifat qana'ah dan sabar.
Oleh itu kita harus kembali kepada hakikat hidup yang sebenar, jadikanlah kesedihan itu sebagai ruang untuk kita meraih pahala daripadaNya dan bukannya kita lemparkan dan luahkan segala kesedihan kita semata-mata kerana dunia, kerana dunia ini terlalu kecil untuk ditangisi.
-artikel iluvislam

Friday 10 May 2013

improve myself




May Allah give strength to all those hijabies who have recently started donning hijaab
 and are struggling to perfect it.
From one sister to another - 
I understand your journey towards perfection of hijaab - May Allah make it easy for you 


Dedicated to all sisters who are trying to get from the wrapped phase to the covered.. 
Stay strong.

Insyaallah.

#notetoself

Wednesday 8 May 2013

Tuesday 23 April 2013

hati yang terluka


Kita selalu memerlukan sebuah cermin untuk  menilai seberapa panjang rambut kita, seberapa banyak jerawat yang menghiasi wajah kita, seberapa kedut baju yang kita pakai, atau sekadar memastikan apakah hari ini letak telinga sebelah kiri adalah sama dan seimbang dengan telinga sebelah kanan,dan sebagainya..
“Buruk rupa, cermin dibelah.”
Kalimat sakti ini seolah menyindir mereka yang enggan menerima sebuah kenyataan pahit bahawa pada dirinya terdapat perkara yang (mungkin) bertentangan dengan nilai estetika mahupun etika manusia kebanyakan, kerana pada kenyataannya cermin selalu jujur memantulkan objek  di depannya dan (atau) merefleksikan kembali tanpa hipokrit.
Saya menemui salah satu cermin yang  sebenarnya sudah Allah selipkan untuk kita temui sewaktu di saat-saat tertentu ketika saya memerlukannya. Setiap tarikan nafas, menjelma istighfar yang membawa saya kembali menemui kenyataan sejati bahawa diri yang daif ini amat sangat lemah, kecil, dan hampir tak bererti.
Jika Nabi Muhammad SAW yang maksum dan mahfudz beristighfar setiap hari kepada Allah sebanyak 70 kali dengan genangan airmata.
Jika Abu Bakar pernah  memegang lidahnya sambil mengatakan “Lidah inilah yang menjerumuskan aku ke dalam banyak lubang (kesalahan).” sehingga dia sering menangis dan berharap boleh menjadi pohon yang dimakan dan dilumat saja tanpa diminta untuk bertanggungjawab.
Jika Umar pernah didapati pada suatu malam memukul kedua kakinya dengan kayu seraya berkata, ”Apa yang sudah ku kerjakan hari ini.”
Jika Usman setiap kali berhenti pada suatu perkuburan selalu menangis sehingga air mata membasahi janggutnya, demikian juga halnya Ali yang sentiasa menangis kerana takut akan datangnya hari dimana segala sesuatu akan diperhitungkan.
Mengapa saya tidak terganggu dengan perkara itu?  Hei… Apa yang terjadi dengan saya?  Iblis mana yang telah menyelitkan rasa ujub dan takabbur ke dalam rongga hati hingga tanpa sedar diri ini seakan larut dan terbawa, bahkan   memandang diri yang lemah ini dengan kekaguman?
Saya bersyukur Allah telah mengirimkan seorang sahabat di sepertiga malam terahir yang pada dirinya saya temukan “cermin” yang dengan cermin darinya saya dapat melihat  luka-luka yang ada di dalam jiwa saya. Luka-luka yang selama ini  mungkin telah saya abaikan.

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati kerana takut akan azab Tuhan mereka. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, kerana mereka tahu sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minuun: 57-60)




Sunday 14 April 2013

#1001 kisah manusia


akhirnya 

cerita itu sampai jua di cuping telinga aku
walau engkau berlagak seperti tidak tahu
tanpa rasa segan dan juga silu
sungguh tak tahu malu
kau adu
kau dan reka cerita mu
tentang aku
segalanya aku tahu

akhirnya
aku sendiri bisa menilai dirimu
aku sendiri bisa mengetahui akan busuk'nya hati kamu
walau telah di bilang berkali kali oleh rakan taulan mu
hanya aku berkepala batu
tetap jua mendampingi mu

segalanya
sudah terpamer
sudah terserlah
sudah jelas
sudah cukup
sudah sudah lah

#1001kisahmanusia 


Wednesday 3 April 2013

Insyaallah


I have spent a lot of my life trying to reconcile between hardship and ease. On the one hand, we are told again and again that the straight path is not easy and requires struggle and sacrifice. But on the other hand, as humans we always desire ease. What I have come to realize is that the path will always have challenges, tests and trials. There will be hardships and there will be storms. But, if Allah wills, you can be given ease *within* the hardship. The one who finds refuge in Allah, remains dry—even during the most powerful storm. Outside, it may be raining, but inside the refuge of Allah, it’s dry. Outside, it may be storming, but inside yourself, there is calm. Even the flames of your life can be made ‘bardan wa salama’ (coolness and safety), as they were on Ibraheem (AS). So my focus was wrong. I was trying to create a jennah, a perfect, storm-free, fireless world, outside. 
But this doesn’t exist in dunya. I needed to shift the focus. Jennah—a calm, peaceful world—can exist inside. 
Your sanctuary is inside yourself.
 No one can take that sanctuary away from you.
 No storm can affect it. 
No rain can reach it. Work on building *that* jennah. 
Work on entering *that* jennah.
And you will have jennah in this life, and the next.


Friday 29 March 2013

family


The best gift in life is your kids. 
When they smile at you, tell you they love you and kiss you goodnight 
you know all the hard work is worthwhile.

                           
                         Gifts are nice but relationships don't work

                         without spending time together                            



 Family is the most important thing in the world.


Spending time together is all that matters. It so important. 
No matter where and when it is, as long as its time together.

Wednesday 20 March 2013

test


“Sa’d ibn Abi Waqqas (ra) said: I said: “O Messenger of Allah, which of the people are most sorely tested?” He said: “The Prophets, then the next best and the next best. A man will be tested in accordance with his level of religious commitment. If his religious commitment is strong, he will be tested more severely, and if his religious commitment is weak, he will be tested in accordance with his religious commitment. 
Calamity will keep befalling a person until he walks on the earth with no sin on him.” [At-Tirmidhi]

Wednesday 6 March 2013

An Namimah


Mengadu domba merupakan perbuatan yang boleh mengakibatkan persengketaan dan perbalahan antara dua belah pihak. Sikap suka menyampaikan cerita atau menyampaikan percakapan satu pihak kepada pihak yang lain dengan tujuan yang tidak baik sehingga menimbulkan perasaan tidak senang di hati pihak yang lain, dan akhirnya membawa kepada perselisihan faham antara kedua belah pihak adalah sama dengan menabur fitnah.
Dalam peristiwa Isra‘ dan Mi‘raj, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyaksikan segolongan lelaki dan wanita yang memotong satu potongan daging daripada salah seorang dari mereka. Kemudian mereka meletakkan potongan daging tersebut pada mulut salah seorang dari mereka dan berkata kepadanya: “Makanlah sepertimana yang aku makan”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril ‘alaihisalam menjawab: “Mereka inilah pengumpat, pencela serta pengadu domba”.
Mengadu domba adalah maksud dari perkataan Arab an-namimah. An-namimah berasal dari perkataan an-namma yang bererti mengeluarkan berita dengan tujuan menghasut.
Dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiah al-Muyassarah, an-namimah bermaksud memindahkan atau menyampaikan berita pada orang lain dengan tujuan yang tidak baik.
Menurut Imam al-Ghazzali Rahimahullah, perkataan an-namimah pada kebanyakan pendapat adalah menyampaikan percakapan orang lain kepada orang yang dikatakan. Contoh: Seseorang berkata kepada seseorang yang lain “ Si Fulan mengatakan tentang engkau begini begini”.
Contoh ucapan atau kata-kata lain yang menggambarkan tentang perbuatan mengadu domba, antaranya: “Dia melakukan begini terhadap hakmu”, “dia merancang untuk merosakkan urusan kamu”, “dia merancang untuk membantu musuh kamu” atau “dia memburuk-burukkan tentang hal dirimu”.
Hukum Mengadu Domba
Ulama bersepakat bahawa mengadu domba termasuk antara dosa-dosa besar. Imam al-Ghazzali Rahimahullah menyatakan bahawa mengadu domba adalah dilarang kerana ianya mendedahkan sesuatu perkara yang tidak boleh didedahkan samada perkara itu tidak disukai oleh orang yang mengatakannya atau orang yang mendengarnya atau tidak disukai oleh orang yang ketiga (orang yang dikatakan).
Perbuatan yang dianggap mendedahkan sesuatu perkara itu adalah samada dengan kata-kata atau dengan tulisan atau dengan isyarat atau dengan gerak-geri, samada yang disampaikan itu daripada perbuatan atau percakapan, samada ianya tentang keaiban atau kekurangan pada diri orang yang dikatakan.
Hakikat mengadu domba ialah mendedahkan atau membuka rahsia seseorang yang dia sendiri tidak suka orang lain mengetahuinya. Maka jika seseorang itu melihat sesuatu perkara (hal ehwal orang lain) hendaklah dia mendiamkan diri sahaja tanpa perlu menyebarkannya pada orang lain.
Walau bagaimanapun jika dengan menceritakan sesuatu perkara itu mendatangkan faedah kepada orang Islam atau dapat mencegah daripada berlakunya maksiat, maka tidaklah menjadi kesalahan jika dimaklumkan kepada yang lain. Contohnya: jika dia melihat seseorang mengambil harta orang lain, maka hendaklah dia menjadi saksi bagi melindungi hak orang yang empunya harta tersebut. Namun jika tujuan sebaliknya, perkara menceritakan hal atau percakapan orang lain dianggap sebagai mengadu domba.
Balasan Mengadu Domba
Mengadu domba merupakan salah satu daripada dosa-dosa besar kerana perbuatan ini akan mengakibatkan perkelahian antara dua belah pihak. Maka oleh kerana itu Allah Subhanahu wa Taala telah menjanjikan balasan azab yang pedih kepada golongan pengadu domba.
1. Firman Allah Subhanahu wa Taala yang menggambarkan tentang kecelakaan dan penghinaan bagi pengadu domba:
Tafsirnya: “Kecelakaan besar bagi tiap-tiap pencaci dan pengeji.”
(Surah Humazah: 1)
Penghinaan, azab serta kebinasaan dari Allah Subhanahu wa Taala bagi golongan pencaci dan pengeji. Pencaci dan pengeji menurut Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu: orang yang suka mengadu domba, merosakkan kasih sayang (sesama manusia) dan penzalim yang membuka keaiban (orang lain).
2. Firman Allah Subhanahu wa Taala lagi:
Tafsirnya: “Yang suka mencaci lagi yang suka menyebarkan fitnah hasutan (untuk menjahilkan orang ramai).”
(Surah al-Qalam: 11-13)
Maksud ayat di atas ialah golongan yang suka mencaci dan menyebarkan fitnah untuk merosakkan orang lain dan ini tergolong di dalam perbuatan mengadu domba. Golongan ini tidak akan memasuki syurga sebagaimana yang diriwayatkan oleh Huzaifah Radhiallahu ‘anhu, bahawa beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Maksudnya: “Tidak masuk syurga orang yang suka mengadu domba”
(Hadis riwayat Muslim)
3. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat, Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma, bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam berjalan pada suatu tempat lalu mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya.
Maksudnya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Dua orang (yang berada dalam kubur ini) disiksa, tapi bukan disiksa kerana melakukan dosa besar.”
Baginda Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Ya, salah seorang daripada keduanya itu tidak bersuci dengan bersih setelah berkencing, sementara yang satu pula berjalan (di kalangan manusia) dengan mengadu domba”.”
(Hadis riwayat al-Bukhari)
Bedasarkan al-Qur’an dan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, mengadu domba itu adalah haram dan neraka adalah tempat mereka sebagai balasan daripada Allah Subhanahu wa Taala. Adalah menjadi kewajipan kita untuk tidak melakukan perbuatan tersebut dan menolak jika di datangi oleh golongan yang suka melakukan sedemikian.
Cara Menolak Jika Didatangi Oleh Pengadu Domba
1) Jangan mempercayainya, kerana orang yang suka mengadu domba adalah orang yang fasik. Orang yang fasik ialah orang yang ditolak kesaksiannya (syahadah). Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Tafsirnya: “Wahai orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu mengenainya sehingga menyebabkan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.”
(Surah al-Hujurat: 6)
2) Melarangnya supaya tidak mengadu domba dan menasihatinya serta mencela perbuatannya itu sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:
Tafsirnya: “Suruhlah berbuat kebaikan, serta laranglah dari melakukan perbuatan yang mungkar.”
(Surah al-Luqman:17)
3) Hendaklah membenci perbuatan mengadu domba itu kerana Allah Subhanahu wa Taala. Sesungguhnya perbuatannya itu sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Taala. Maka wajib kita membenci perbuatannya sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala membenci perbuatan tersebut.
4) Janganlah bersangka buruk terhadap sesama saudara dalam Islam yang tiada pada ketika itu. Firman Allah Subhanahu wa Taala:
Tafsirnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang), kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa.”
(Surah al-Hujuraat: 12)
5) Tidak perlu memperbesar-besarkan apa yang disampaikan kepada kamu dengan mengintip atau mencari (keburukan) untuk memastikan (apa yang disampaikan), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:
Tafsirnya: “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan keaiban orang.”
(Surah al Hujuraat: 12)
6) Jangan kamu menerima apa yang kamu sendiri tidak suka dan melarang dari perbuatannya. Dan jangan disampaikan pula cerita tersebut pada yang lain, contohnya kamu berkata: “Si Fulan memberitahu kepadaku begini”. Perkara seumpama ini juga dianggap sebagai mengadu domba dan mengumpat. Maka dalam keadaan ini, kamu sendiri melakukan apa yang kamu sendiri melarang (orang lain melakukannya).
Peliharalah lidah daripada melakukan perkara-perkara yang ditegah oleh syariat, seperti mengadu domba atau menyebar fitnah kerana ia merosakkan perhubungan sesama insan. Takutlah terhadap balasan mengadu domba itu. Balasannya adalah api neraka sebagaimana yang diperlihatkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam pada malam Isra‘ dan Mi‘raj.