Showing posts with label #1001 kisah manusia. Show all posts
Showing posts with label #1001 kisah manusia. Show all posts

Wednesday, 4 September 2013

rintihan kami



kalian rampas subsidi kami, entah ke mana dibawa lari
kalian beritahu, wang mesti dicatu, kita menuju maju...
kalian kata: jika tidak, semua menderita, habis harta negara...
kalian berbahasa: bukan barang naik harga, cuma subsidi turun sahaja...

kami orang desa, mungkin tidak pandai kira berjuta-juta...
kami orang kecil kota, mungkin tiada sedemikian harta...
jika kalian tipu sebegitu, biasanya kami diam selalu...
tapi dapatkah kami dibohongi, tentang suapan saban hari?

apalah yang dapat diberitahu anak ke sekolah?
papa semakin parah? wang semakin lelah?
jika semalam berlauk, hari cuma berkuah...
kerana kerajaan kita sedang susah?
maka subsidi kita terpaksa diserah...
jika semalam kau makan sepinggan, hari ini saparuh
kerana barang makin angkuh, wang papa makin rapuh...
apa yang dapat dibisik pada anak berkopiah ke madrasah?
makananmu sayang, sebahagiannya sudah hilang...
jika mereka bertanya siapa yang bawa lari
kepada siapa patut kami tuding jari?
janganlah nanti mereka membenci pertiwi...
akibat pencuri harta bumi rakyat marhaen ini..
atau kami jadi insan curang...
kami beritahu; cuma subsidi sahaja yang kurang?
tiada apa yang hilang, nanti akan datang wang melayang...

dengar sini wahai yang tidak memijak bumi!
pernahkah kalian mengintipi kehidupan kami...
pernahkah kalian ngerti makna derita dan susah hati...
kami yang semput bagai melukut di kota kedekut
kami yang bekerja hingga senja di desa yang makin terseksa
bertarung nyawa dan masa, menghitung setiap belanja

pernahkah kau merasa?
rumah bocor yang lanjut usia...
baju dan kasut anak yang koyak
tinggal dalam rumah yang berasak-asak
siang kami sebak, malam kami sesak...

sedangkan kalian manusia angkasa...
istana permata dibina, kereta berjuta dirasa...
elaun di serata, dari isteri sehingga seluruh keluarga...
hidangan istimewa, konon meraya kemakmuran negara...

tapi kami masih di sini..di teratak ini...
dengan lauk semalam..
dengan hidangan yang tidak bertalam...
dengan rumah yang suram...
dengan wang yang hampir padam...

tiada istana lawa...tiada kereta berharga...
tiada layanan diraja..tiada baju bergaya
tiada kediaman menteri...tiada hidangan vip...
tiada persen di sana-sini...tiada bahagian anak dan bini...

tiba-tiba kalian kata: kamilah beban negara...
aduhai celaka bahasa yang kalian guna...
kalian yang belasah, kami yang bersalah...
kalian buat untung, hutang kami tanggung...
kalian mewah melimpah, kami susah parah
kalian hilangkan wang, poket kami yang terbang...
kalian bina istana, rumah kami jadi mangsa...
kalian makan isi, kami dijadikan abdi...

lantas, kalian rampas lagi subsidi...
ke mana wang itu pergi nanti?
jika kalian berhati suci, wajib mengganti buat kami...
jika tidak pun buat gula konon merbahaya
mengapa tidak beras diturun harga?
jika tidak untuk minyak kereta...
mengapa tambang tidak potong sahaja...
tapi entah berapa kali janji...
konon: nanti kami ganti, kami ganti, kami ganti...
hari demi hari, ceritanya pun tidak berbunyi lagi...
kami terus termanggu di sini...
kalian juga yang nikmati...
kami hanya menggigit jari...

kembalikanlah kepada kami harta negara...
jangan hanya kalian sahaja yang merasa...

(faiz iskandar shamshir)

Wednesday, 3 July 2013

Dalam hidup ini


Hendaknya dalam hidup ini
sesekali menoleh ke belakang,
menatap darah hati 
kerana dari lukanya...
dapat kita pelajari KESILAPAN.

 Hendaknya dalam hidup ini 
sesekali kita memandang ke hadapan,
merencana hari hadapan 
kerana dari perencanaan itu...
dapat kita bina KEJAYAAN.

Ingatlah ...
sesungguhnya dalam hidup ini
tiada apa yang kekal,
tanpa usaha impian tidak akan
menjadi sebuah KENYATAAN.

Segeralah melaksanakan kewajipan
bertawakal dan tabahlah 
dalam mengharungi kehidupan,
sesungguhnya padaNYA jua 
pengakhiran sebuah PERJALANAN.

Sunday, 14 April 2013

#1001 kisah manusia


akhirnya 

cerita itu sampai jua di cuping telinga aku
walau engkau berlagak seperti tidak tahu
tanpa rasa segan dan juga silu
sungguh tak tahu malu
kau adu
kau dan reka cerita mu
tentang aku
segalanya aku tahu

akhirnya
aku sendiri bisa menilai dirimu
aku sendiri bisa mengetahui akan busuk'nya hati kamu
walau telah di bilang berkali kali oleh rakan taulan mu
hanya aku berkepala batu
tetap jua mendampingi mu

segalanya
sudah terpamer
sudah terserlah
sudah jelas
sudah cukup
sudah sudah lah

#1001kisahmanusia